Kamis, 22 Maret 2018

ARTIKEL: TEMBANG DOLANAN


TEMBANG SLUKU-SLUKU BATHOK


A.      SEKILAS TEMBANG SLUKU-SLUKU BATHOK
                Tembang sluku-sluku bathok walaupun penciptanya sampai sekarang belum diketahui tetapi terkenal di kalangan masyarakat Jawa , apa lagi khususnya di Jawa Tengah baik di zaman dahulu hingga sekarang. Walaupun lambat laun tembang tersebut tidak / kurang dikenal kalangan remaja / pemuda sekarang, tetapi kalau kita kaji makna yang tersirat dalam tembang dolanan “Sluku-sluku Bathok” kita akan mengetahui tujuan dan maksud yang terkandung di dalam  tembang tersebut, antara lain sebagai dakwah islamiyah yang lewat seni, agar mudah diterima oleh kalangan masyarakat Jawa yang sesuai dengan budayanya. Tembang ini sekalipun bentuknya termasuk jenis Tembang Dolanan namun mengandung arti / makna yang tinggi.

B.      SYAIR TEMBANG DOLANAN SLUKU-SLUKU BATHOK
Sluku-sluku bathok,
bathoke ela - elo,
Si Rama menyang Sala,
oleh - olehe paying muntho,
mak jenthit lolo lobah,
wong mati ora obah,
yen obah medeni bocah,
yen urip goleka duit.

C.      WEJANGAN DI BALIK TEMBANG SLUKU-SLUKU BATHOK
                Tembang dalam sluku - sluku bathok mengandung wejangan mengajak kepada kita yang beragama Islam supaya menjadi orang muslim yang baik serta ajakan untuk menjadi orang Islam yang bertaqwa kepada Tuhan Yang  Maha Esa, dan agar mempunyai bekal / sangu kalau nanti kita sudah dijemput oleh Malaikat maut ( kita meninggal dunia nanti ). Bila kita renungkan secara mendalam apa yang tersirat dari syair tembang “sluku - sluku bathok” tersebut secara rincinya sebagai berikut :
1.    Baris pertama, “SLUKU-SLUKU BATHOK”
Kata “SLUKU” berasal dari bahasa Arab “Ghuslon” yang berarti bersihkan / membersihkan.
Kata “BATHOK” yang berarti jiwa, hati, pikiran, sehingga syair SLUKU- SLUKU BATHOK” berarti pembersihan / membersihkan jiwa / hati dan pikiran dari sifat dan penyakit hati, yang antara lain: dendam, dengki, srei, jail, sombong, riak, takabur dan sebagainya.
2.    Baris kedua, ”BATHOK E ELA - ELO”
Kata “ELA ELO” yang berasal dari kata Laa ilaha illallah yang berarti Tiada Tuhan Yang Kita sembah kecuali Allah ( Tuhan Yang Maha Esa ), jadi baris kedua mempunyai makna bahwa hati, jiwa dan pikiran kita harus punya keyakinan dan percaya bahwa Tuhan yang kita sembah hanya satu yaiktu Tuhan Yang Maha Esa ( Allah SWT ), serta hanya kepada-NYA lah kita menyembah dan mohon pertolongan.
3.    Baris ketiga, “SI RAMA MENYANG SALA”
Si Rama menyang Sala punya maksud bahwa kita ibarat pergi, suatu saat pasti akan kembali ke rumah masing-masing. Dan arti atau makna lain kita dengan memegang kalimat “SI RAMA MENYANG SALA” yang bahasa Arab nya “Yaa  Sholu Ila Mauta” yang berarti kita walaupun dalam bepergian kita tetap berpegang baris yang kesua sampai kita meninggal dunia / ajal menjemput kita, yaitu kalimat “Laa ilaha illallah”, yaitu tetap menyembah dan mohon pertolongan hanya kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4.    Baris keempat,” OLEH OLEHE PAYUNG MUNTHO”
Punya arti dan maksud bahwa siapa saja, walaupun punya drajat, pangkat, jabatan serta kekayaan yang yang melimpah kita tetap akan mati , yang sering terjadi pada adat Jawa pasti ada / pakai payung yang besar sebagai salah satu syarat dalam upacara pemakanan.
5.    Baris kelima, “MAK JENTIT LOLO LOBAH”
Punya maksud / arti bahwa dengan kalimat Jawa Mak kejel, Mak lap, sudah tidak bisa gerak dan bicara lagi, dengan kata lain bahwa kematian dirahasiakan oleh Tuhan Yang Maha Esa ( Allah SWT ), sehingga dengan rahasia itu manusia itu meninggal dunia. Sekalipun dengan sebab yang sepele manusia itu bisa meninggal dunia justru kadang-kadang saat olah raga pun bisa jatuh langsung meninggal dunia, dan saat tidur di kamar tidur, tidak bisa bangun ternyata sudah meninggal dunia, dan saat bersenang-senang bisa juga maut datang tanpa kompromi.
6.    Baris keenam, “WONG MATI ORA OBAH”
Punya arti / makna bahwa orang yang sudah meninggal dunia tidak mungkin akan bergerak dan bicara, yang bermakna bahwa orang yang sudah meninggal dunia sudah tidak punya gairah, rangsangan, nafsu dan tak ada harganya lagi, sekalipun manusia tersebut gagah, cantik, bagus, dan semampai, pokoknya aduhai lah, tetap tak ada gairah nafsu, rangsangan, serta emosional. Tetapi kalau hewan / binatang mati mungkin masih ada yang memanfaatkan, dan ada harganya contoh: ikan laut mati tetap kita makan / konsumsi, keong / siput mati masih bisa kitamanfaatkan untuk diberikan itik, ayam mati masih bisa diberikan untuk makanan ikan lele, dan lain sebagainya.
7.    Baris ketujuh, “YEN OBAH MEDENI BOCAH”
Jadi manusia kalau sudah meninggal tidak mungkin hidup kembali, kalau sudah meninggal dunia tidak mungkin gerak dan bicara lagi, justru kalau bisa bergerak dan bicara maka banyak orang yang takut, jijik, dll. Dianggap memedi, pocongan, gendruwo, memedhon dan sebagainya. Baris tersebut punya maksud dan tujuan mengingatkan kita bahwa setelah mati kita tidak mungkin akan kembali ke dunia lagi, dan tetap langsung menghadap Tuhan Yang Maha Esa ( Allah SWT), selama-lamanya.
Dengan bekal / sangu apa ? coba kita renungkan / prhatikan pada baris terakhir ( ke delapan ) yaitu :
8.    Baris kedelapan, “YEN URIP GOLEKA DUIT”
Yaitu mengingatkan kepada kita, kalau kita masih hidup supaya mencari uang ( duit ) untuk bekal dan sangu nanti saat menghadap Tuhan Yang Maha Esa ( Allah SWT ). Apa yang di maksud duit disini mari kita kaji bersama, yang dimaksud duit dalam tembang disini adalah:
D = Doa
U = Usaha
I = Iman
T = Taqwa
Jadi jelas selama manusia masih hidup kita diharap justru diharuskan / diwajibkan berdoa dan usaha agar supaya cita-cita kita dan harapan kita bisa berhasil dengan lancar dan selamat, bisa bahagia dan sejahtera di dunia dan akherat yang berdasarkan Iman ( percaya ) kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta Taqwa yang berarti kita saat hidup harus mau menjalakan perintah dan meninggalkan larangan Allah SWT.
D.      KESIMPULAN
Setelah kita merenungkan dan mencermati secara mendalam apa yang tersirat dari syair tembang dolanan “Sluku-sluku Bathok” tersebut secara garis besarnya adalah sebagai berikut:
1.    Bahwa kita di dunia harus berusaha membersihkan jiwa, hati, pikiran dari penyakit hati yang berkeyakinan dan percaya bahwa Tuhan yang wajib kita sembah dan kita mintai pertolongan itu hanya satu yaiktu “LAA ILAHA ILLALLAH: yang berarti Tidak Ada Tuhan Yang Kami Sembah kecuali Allah SWT.
2.    Bahwa kita di dunia ini ibarat orang pergi yang nantinya akan kembali pada asalnya ( kata orang Jawa : bakal bali marang  asale dan ana ndonya ibarate mung mampir ngombe ). Jadi jelas tetap kembali pulang ( ina lillahi wa inna illahi roji’un ) sesungguhnya kita ini milik Allah dan akan kembali kepada Nya pula.
3.    Saat kembali ke Yang Maha Kuasa ( Allah SWT ) kita tidak akan membawa derajat, pangkat, jabatan, dan harta kekayaan kecuali amal baik yang dengan dasar Iman dan Taqwa, karena Taqwa itu adalah sebaik baik bekal kita saat menghadap Tuhan Yang Maha Esa.

Demikian sekilas makna tembang “Sluku- sluku Bathok “ yang saya tulis, apa bila ada kekurangan dan kelebihan serta kesalahan, saya mohon maaf yang sebesar dan mudah –mudahan ada maanfaatnya bagi kita semua. Aamiin.

0 komentar:

Posting Komentar