TEMBANG SLUKU-SLUKU
BATHOK
A.
SEKILAS TEMBANG SLUKU-SLUKU BATHOK
Tembang sluku-sluku bathok
walaupun penciptanya sampai sekarang belum diketahui tetapi terkenal di
kalangan masyarakat Jawa , apa lagi khususnya di Jawa Tengah baik di zaman
dahulu hingga sekarang. Walaupun lambat laun tembang tersebut tidak / kurang
dikenal kalangan remaja / pemuda sekarang, tetapi kalau kita kaji makna yang
tersirat dalam tembang dolanan “Sluku-sluku Bathok” kita akan mengetahui tujuan
dan maksud yang terkandung di dalam tembang tersebut, antara lain sebagai dakwah
islamiyah yang lewat seni, agar mudah diterima oleh kalangan masyarakat Jawa
yang sesuai dengan budayanya. Tembang ini sekalipun bentuknya termasuk jenis
Tembang Dolanan namun mengandung arti / makna yang tinggi.
B. SYAIR
TEMBANG DOLANAN SLUKU-SLUKU BATHOK
Sluku-sluku
bathok,
bathoke ela -
elo,
Si Rama menyang
Sala,
oleh - olehe
paying muntho,
mak jenthit lolo
lobah,
wong mati ora
obah,
yen obah medeni
bocah,
yen urip goleka
duit.
C. WEJANGAN
DI BALIK TEMBANG SLUKU-SLUKU BATHOK
Tembang dalam sluku - sluku
bathok mengandung wejangan mengajak kepada kita yang beragama Islam supaya
menjadi orang muslim yang baik serta ajakan untuk menjadi orang Islam yang
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
agar mempunyai bekal / sangu kalau nanti kita sudah dijemput oleh Malaikat maut
( kita meninggal dunia nanti ). Bila kita renungkan secara mendalam apa yang
tersirat dari syair tembang “sluku - sluku bathok” tersebut secara rincinya
sebagai berikut :
1.
Baris pertama, “SLUKU-SLUKU BATHOK”
Kata “SLUKU”
berasal dari bahasa Arab “Ghuslon” yang berarti bersihkan / membersihkan.
Kata
“BATHOK” yang berarti jiwa, hati, pikiran, sehingga syair SLUKU- SLUKU BATHOK”
berarti pembersihan / membersihkan jiwa / hati dan pikiran dari sifat dan penyakit
hati, yang antara lain: dendam, dengki, srei, jail, sombong, riak, takabur dan
sebagainya.
2.
Baris kedua, ”BATHOK E ELA - ELO”
Kata “ELA
ELO” yang berasal dari kata Laa ilaha illallah yang berarti Tiada Tuhan Yang
Kita sembah kecuali Allah ( Tuhan Yang Maha Esa ), jadi baris kedua mempunyai
makna bahwa hati, jiwa dan pikiran kita harus punya keyakinan dan percaya bahwa
Tuhan yang kita sembah hanya satu yaiktu Tuhan Yang Maha Esa ( Allah SWT ),
serta hanya kepada-NYA lah kita menyembah dan mohon pertolongan.
3.
Baris ketiga, “SI RAMA MENYANG SALA”
Si Rama
menyang Sala punya maksud bahwa kita ibarat pergi, suatu saat pasti akan
kembali ke rumah masing-masing. Dan arti atau makna lain kita dengan memegang
kalimat “SI RAMA MENYANG SALA” yang bahasa Arab nya “Yaa Sholu Ila Mauta” yang berarti kita walaupun
dalam bepergian kita tetap berpegang baris yang kesua sampai kita meninggal
dunia / ajal menjemput kita, yaitu kalimat “Laa ilaha illallah”, yaitu tetap
menyembah dan mohon pertolongan hanya kepada kepada Tuhan Yang Maha Esa.
4.
Baris keempat,” OLEH OLEHE PAYUNG MUNTHO”
Punya arti
dan maksud bahwa siapa saja, walaupun punya drajat, pangkat, jabatan serta
kekayaan yang yang melimpah kita tetap akan mati , yang sering terjadi pada
adat Jawa pasti ada / pakai payung yang besar sebagai salah satu syarat dalam
upacara pemakanan.
5.
Baris kelima, “MAK JENTIT LOLO LOBAH”
Punya
maksud / arti bahwa dengan kalimat Jawa Mak kejel, Mak lap, sudah tidak bisa
gerak dan bicara lagi, dengan kata lain bahwa kematian dirahasiakan oleh Tuhan
Yang Maha Esa ( Allah SWT ), sehingga dengan rahasia itu manusia itu meninggal
dunia. Sekalipun dengan sebab yang sepele manusia itu bisa meninggal dunia
justru kadang-kadang saat olah raga pun bisa jatuh langsung meninggal dunia,
dan saat tidur di kamar tidur, tidak bisa bangun ternyata sudah meninggal
dunia, dan saat bersenang-senang bisa juga maut datang tanpa kompromi.
6.
Baris keenam, “WONG MATI ORA OBAH”
Punya arti
/ makna bahwa orang yang sudah meninggal dunia tidak mungkin akan bergerak dan bicara,
yang bermakna bahwa orang yang sudah meninggal dunia sudah tidak punya gairah,
rangsangan, nafsu dan tak ada harganya lagi, sekalipun manusia tersebut gagah,
cantik, bagus, dan semampai, pokoknya aduhai lah, tetap tak ada gairah nafsu,
rangsangan, serta emosional. Tetapi kalau hewan / binatang mati mungkin masih
ada yang memanfaatkan, dan ada harganya contoh: ikan laut mati tetap kita makan
/ konsumsi, keong / siput mati masih bisa kitamanfaatkan untuk diberikan itik,
ayam mati masih bisa diberikan untuk makanan ikan lele, dan lain sebagainya.
7.
Baris ketujuh, “YEN OBAH MEDENI BOCAH”
Jadi
manusia kalau sudah meninggal tidak mungkin hidup kembali, kalau sudah
meninggal dunia tidak mungkin gerak dan bicara lagi, justru kalau bisa bergerak
dan bicara maka banyak orang yang takut, jijik, dll. Dianggap memedi, pocongan,
gendruwo, memedhon dan sebagainya. Baris tersebut punya maksud dan tujuan
mengingatkan kita bahwa setelah mati kita tidak mungkin akan kembali ke dunia
lagi, dan tetap langsung menghadap Tuhan Yang Maha Esa ( Allah SWT),
selama-lamanya.
Dengan
bekal / sangu apa ? coba kita renungkan / prhatikan pada baris terakhir ( ke
delapan ) yaitu :
8.
Baris kedelapan, “YEN URIP GOLEKA DUIT”
Yaitu
mengingatkan kepada kita, kalau kita masih hidup supaya mencari uang ( duit )
untuk bekal dan sangu nanti saat menghadap Tuhan Yang Maha Esa ( Allah SWT ).
Apa yang di maksud duit disini mari kita kaji bersama, yang dimaksud duit dalam
tembang disini adalah:
D = Doa
U = Usaha
I = Iman
T = Taqwa
Jadi jelas
selama manusia masih hidup kita diharap justru diharuskan / diwajibkan berdoa
dan usaha agar supaya cita-cita kita dan harapan kita bisa berhasil
dengan lancar dan selamat, bisa bahagia dan sejahtera di dunia dan akherat yang
berdasarkan Iman ( percaya ) kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta Taqwa yang
berarti kita saat hidup harus mau menjalakan perintah dan meninggalkan larangan
Allah SWT.
D. KESIMPULAN
Setelah kita merenungkan dan mencermati secara mendalam apa yang tersirat
dari syair tembang dolanan “Sluku-sluku Bathok” tersebut secara garis besarnya
adalah sebagai berikut:
1.
Bahwa
kita di dunia harus berusaha membersihkan jiwa, hati, pikiran dari penyakit
hati yang berkeyakinan dan percaya bahwa Tuhan yang wajib kita sembah dan kita
mintai pertolongan itu hanya satu yaiktu “LAA ILAHA ILLALLAH: yang berarti
Tidak Ada Tuhan Yang Kami Sembah kecuali Allah SWT.
2.
Bahwa
kita di dunia ini ibarat orang pergi yang nantinya akan kembali pada asalnya (
kata orang Jawa : bakal bali marang asale dan ana ndonya ibarate mung mampir
ngombe ). Jadi jelas tetap kembali pulang ( ina lillahi wa inna illahi roji’un
) sesungguhnya kita ini milik Allah dan akan kembali kepada Nya pula.
3.
Saat
kembali ke Yang Maha Kuasa ( Allah SWT ) kita tidak akan membawa derajat,
pangkat, jabatan, dan harta kekayaan kecuali amal baik yang dengan dasar Iman
dan Taqwa, karena Taqwa itu adalah sebaik baik bekal kita saat menghadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Demikian
sekilas makna tembang “Sluku- sluku Bathok “ yang saya tulis, apa bila ada
kekurangan dan kelebihan serta kesalahan, saya mohon maaf yang sebesar dan
mudah –mudahan ada maanfaatnya bagi kita semua. Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar